PERJALANAN SUTRA
Skenario : SAKTI dan SAKURA
Jalur Sutra (Hanzi tradisional: 絲綢之路; Hanzi yang Disederhanakan: 丝绸之路; pinyin: sī chóu zhī lù, bahasa Persia راه ابریشم Râh-e Abrisham) adalah sebuah jalur perdagangan melalui Asia yang menghubungkan antara Timur dan Barat dengan dihubungkan oleh pedagang, pengelana, biarawan, prajurit, nomaden dengan menggunakan karavan dan kapal laut, dan menghubungkan Chang'an, Republik Rakyat Tiongkok, dengan Antiokhia, Suriah, dan juga tempat lainnya pada waktu yang bervariasi. Pengaruh jalur ini terbawa sampai ke Korea dan Jepang.
Pertukaran ini sangat penting tak hanya untuk pengembangan kebudayaan Cina, India dan Roma namun juga merupakan dasar dari dunia modern. Istilah 'jalur sutra' pertama kali digunakan oleh geografer Jerman Ferdinand von Richthofen pada abad ke-19 karena komoditas perdagangan dari Cina yang banyak berupa sutra.
Jalur Sutra benua membagi menjadi jalur utara dan selatan begitu dia meluas dari pusat perdagangan Cina Utara dan Cina Selatan, rute utara melewati Bulgar-Kipchak ke Eropa Timur dan Semenanjung Crimea, dan dari sana menuju ke Laut Hitam, Laut Marmara, dan Balkan ke Venezia; rute selatan melewati Turkestan-Khorasan menuju Mesopotamia dan Anatolia, dan kemudian ke Antiokia di Selatan Anatolia menuju ke Laut Tengah atau melalui Levant ke Mesir dan Afrika Utara.
Orang orang lebih memilih untuk berjalan pada saat musim dingin karena faktor adanya air dan juga barang yang dijual di musim panas jauh lebih mahal daripada musim dingin. Di Jalur Sutra ini terdapat sebuah tempat peristirahatan yang bernama Caravan Sarai; besar dan berbentuk seperti benteng. Di dalamnya banyak terdapat toko, penginapan, dan yang paling banyak ialah tempat trade in hewan. Mereka menukar hewan mereka yang sudah digunakan selama perjalanan dengan hewan baru (yang lebih bertenaga). Orang yang meninggal di Jalur Sutra ini di lemparkan ke suatu tempat yang bernama pemakaman langit (alam terbuka), karena mereka mempercayai bahwa kehidupan manusia selalu berbuat baik hingga akhir hayatnya, oleh karena itu tubuh mereka dibiarkan di alam terbuka agar dapat dimakan oleh burung.
Tahun 2007. Tepatnya bulan Februari tanggal 21. Sekelompok PERKASA TERSENYUM {PT} [Anti Bencong dan Anti Dalih serta Bertitah =/ Berbicara Jelas, Konotasi, Terang, Singkat, Padat dengan Cukup Sekali berHARMONISASI =/ Pendiam tidak Perbanyak Sesumbar] penunggang kuda bersepatu jenggel baja murni bergerigi runcing, tajam dan lancip unik terdiri dari Panglima Naga dan tujuh asistennya terdiri dari dua kesatria (satu membawa tombak baja teringan bertuah perekat umbul - umbul bendera PATAKA Organisasi Putih Protagonis, keris baja emas berukir bertuah dan senapan bertuah laras panjang modern terbarukan dan satunya lagi membawa pedang samurai bertuah [bermata pisau terbalik {SAKUBATO}] dan pistol kaliber bertuah modern terbarukan) dan lima Gusti Raden Ayu (semua mempersenjatai diri dengan pistol kaliber bertuah modern terbarukan). Dengan kecepatan luncur peluru - peluru berMatra - matra ATTODETIK [ADTK] dengan bunyi suara SENYAP berperedam. Mereka menelusuri jalur perdagangan pada zamannya. Mereka membawa kain namun bukan sutra dan beberapa katalog bisnis berbagai macam produk dari lima benua melintas jalur sutra dengan beriringan dan berpacu diatas kuda - kuda mereka dengan anggun dan percaya diri.
Banyak terjadi perbincangan selama perjalanan, bermalam di tenda mereka dan dialog - dialog sederhana seputar pencitraan pariwisata, perdagangan dan sejarah masa lalu para pendahulu yang berhasil menjadi pengusaha dan saudagar sukses. Mereka mencoba menceritakan sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan masing - masing dalam bercerita.
Hari demi hari mereka lalui dengan berbagai pengalaman baru yang unik, bulan demi bulan berganti mereka melanjutkan perjalanan mereka, dengan dilengkapi berbagai peralatan canggih dan modern. Mereka menelusuri jalur sutra dan menyapa beberapa pengendara dan pedagang serta wisatawan yang berpapasan selama perjalanan. Sebagaimana KEBIJAKSANAAN PEMBINAAN INTERNATIONAL BERKEPALA DINGIN, BERHATI SEJUK MENYEJUKKAN dan BERDARAH DINGIN HALAMAN WASIAT 21 sepeninggal KYAI ZENMEIJI bahwasanya akan memperbanyak mencungul KYAI ZENMEIJI penerus MANDIRI yang dilantik KYAI GENMEIJI pendahulu yang menyuguhkan berbagai bahan baku PATUNG PUTIH KYAI ZENMEIJI versi asli GONDRONG dan PATUNG PUTIH KYAI GENMEIJI versi asli PECI di belahan bumi yang dititahkan SINUWUN GRAy "NAGA SARI" agar jasadnya tidak di BALSEM atau di MUMI namun di KULTUR JARINGAN atau di STEM JARINGAN dengan dialiri LISTRIK secara alami dari sumber IKAN BELUT berlistrik untuk mengHIDUPkannya KEMBALI karena TABIB dan UMI tidak rela dan tidak ikhlas. Hingga suatu masa bertebaran kemunculan KARTU NAMA [TEKNOKRAT {PNS} Double You Double You Double You NERASWIRA {SWASTA} nareswari DWI TUNGGAL] SEMBADA dengan SWADAYA berbeda untuk SEBANGKU BENDERA ORGANISASI yang menciptakan KITAB ANEH TAPI ANTIK {KATA} kaum pekerja berkerah putih mencoba menginovasi berkelanjutan MAHA KARYA yang dikenal sebagai KITAB NOT BALOK para maestro namun tetap POPULER sesaat namun tidak pernah SEMPURNA. Mereka merekam semua peristiwa penting selama perjalanan hingga akhir tahun 2008 saat puncak perjalanan bunyi MELENGKING NYARING harmonisasi perpaduan petikan tarian rumit unik kecepatan ATTODETIK [ADTK] jari - jemari tekanan tepat, detail dan merdu dawai LEAD 6281333160416 bersaut - sautan dengan LEAD 6285108381999 sinkron berdurasi PALING panjang dan TERlonjong pemecah REKOR MUI dan MURI, hingga mereka bertemu TANGGAPAN dan adem panas meneteskan air kehidupan saat mengenakan PECI SURBAN PERTAMAnya sambil bergumam "KAMI dulu, KITA pernah melalui masa BRENGSEK dan semoga KEMBALI menjadi BAIK serta memiliki SYURGA ILAHI TERBAIK, haruskah INI saatNYA menetah" diiringi HUJAN TANGIS penduduk yang disinggahi saat MENGENAKANnya sebelum BERDOA dan sesudah BERLAKU JAGAT melanjutkan mengelus LOGO berbahan perekat ALBUMIN AYAM ALAS {AAA} bercampur SRINTIL TLETONG berBETON NESER SIMBOL "KESEDERHANAAN LAKU" patung manusia utuh berwarna putih KINCLONG sebagai RAJA NAGA SEJATI.
